- Dinamika Kisi
Kristal tersusun oleh
atom-atom yang “diam” pada posisinya di titik kisi. Sesungguhnya, atom-atom
tersebut tidaklah diam, tetapi bergetar pada posisi kesetimbangannya. Getaran
atom-atom pada suhu ruang adalah sebagai akibat dari energi termal, yaitu
energi panas yang dimiliki atom-atom pada suhu tersebut.
Getaran atom dapat pula
disebabkan oleh gelombang yang merambat pada kristal. Ditinjau dari panjang
gelombang yang digunakan dan dibandingkan dengan jarak antar atom dalam
kristal, dapat dibedakan pendekatan gelombang pendek dan pedekatan gelombang
panjang. Disebut pendekatan gelombang pendek apabila gelombang yang digunakan
memiliki panjang gelombang yang lebih kecil dari pada jarak antar atom. Dalam
keadaan ini, gelombang akan “melihat” kristal sebagai tersusun oleh atom-atom
yang diskrit; sehingga pendekatan ini sering disebut pendekatan kisi diskrit.
Sebaliknya, bila dipakai gelombang yang panjang gelombangnya lebih besar dari
jarak antar atom, kisi akan “nampak” malar (kontinyu) sebagai suatu media
perambatan gelombang. Oleh karena itu, pendekatan ini sering disbut sebagai
pendekatan kisi malar.
B. Konsep Fonon
Fonon adalah gelombang getaran dalam kristal seperti halnya
pada gelombang cahaya. Getaran atom dalam kristal tak begitu banyak pada suhu
rendah, gelombang getaran atom harus dipandang seperti fonon, agar dapat
diterangkan hasil pengukuran perubahan kapasitas kalor terhadap suhu pada suhu
rendah.
Fonon dalam fisika adalah kuantum moda vibrasi pada kisi
kristal tegar, seperti kisi kristal pada zat padat. Kristal dapat dibentuk larutan,
uap, lelehan atau gabungan dari ketiganya.
Konsep fonon tersirat dalam teori Debye yang sangat penting
dan jauh mencapai konsepnya. Kita telah melihat bahwa energy setiap mode adalah
terkuatisasi. Prosedur ini analog dengan yang digunakan dalam mengkuantisasi
energy medan elekromaknetik, dimana sel hidup alam lapangan di ungkapkan dengan
memperkenalkan foton.
Dalam model debye tentang jenis kristal dianut hipotesa bahwa
atom-atom suatu kristal:
a)
Bergetar secara kolektif karena ikatan yang kuat antara
atom-atom itu dalam kristal.
b)
Gerak kolekif atom-atom sesuai dengan moda-moda getar normal
getar bersangkutan, kuantisasi diperoleh dengan menggunakan syarat batas
siklik.
c)
Energy getar tersebut diantara moda-moda normal menurut
Bose-Einstein.
Pengembangan lebih lanjut kemudian menghasilkan ungkapan
untuk rapat mode getar, dengan menggunakan pendekatan gelombang panjang karena
dalam kristal Debye atom-atom saling terkait dengan kuat. Seperti pada
perambatan gelombang elastik pada padatan curah.
Kuantum energi
eksitasi kristal disebut dengan fonon. Mode getar termal merupakan
gelombang datar yang meliputi seluruh kristal. Dengan demikian fonon juga tidak
terbatas kedudukannya disuatu daerah tertentu dalam kristal. Kedudukan fonon
tidak dapat ditentukan karena momentumnya.
Namun demikain dapat disusun suatu paket gelombang untk fonon
dengan menggabung berbagai gelombang dengan ɷ dan
λ yang sedikit berbeda. Sebagaimana halnya pada gelombang yang
merepresentasikan gerak electron pada ruang.
Seperti halnya dengan foton, maka fonon juga merupakan boson
dan karenanya tidak kekal.
Dalam kasus ini, partikel
seperti entitas yang membawa energi unit bidang elastis dalam modus tertentu
disebut sebuah Fonon. Energi fonon tersebut yaitu:
є = ћω
Sedangkan Fonon juga
merupakan gelombang berjalan, ia membawa momentum sendiri. Analogi foton (sama
seperti persamaan de Broglie), momentum Fonon diberikan oleh p = h / λ, dimana
λ adalah panjang gelombang. Ditulis λ = 2π / q, dimana q adalah vektor
gelombang, kita memperoleh momentum untuk Fonon tersebut:
p = ћq
Sama seperti kita berpikir
tentang gelombang elektromagnetik sebagai aliran foton, sekarang kita melihat
sebuah gelombang suara elastis sebagai aliran fonon yang membawa energi dan
momentum gelombang. Kecepatan perjalanan Fonon sama dengan kecepatan suara
dalam medium.
Karena energi per Fonon sama
dengan ћω, dan karena energi rata-rata fonon dalam modus diberikan oleh є
berarti rata-rata jumlah fonon dalam modus.
Jumlah ini tergantung pada
suhu pada T = 0, n = 0, tetapi dengan meningkatnya T, n juga meningkat,
akhirnya meraih nilai n = kT / ћω pada suhu tinggi. Di sini kita melihat hal
yang menarik: fonon diciptakan hanya dengan meningkatkan suhu, dan karenanya
jumlah mereka dalam sistem ini tidak kekal. Ini tidak seperti kasus pada
partikel lebih dikenal fisika-misalnya, elektron atau proton di mana jumlah ini
kekal.
Konsep fonon merupakan salah
satu yang sangat penting dalam fisika zat padat, dan kita akan perdalam lagi
dalam buku ini. Sebagai contoh, pada bagian 3.10, kita akan mempelajari
interaksi fonon dengan bentuk-bentuk lain dari radiasi, seperti sinar-X,
neutron, dan cahaya.
C. Hamburan Tak-Elastik
Apabila suatu partikel atau
foton dan atom-ato suatu struktur periodik terjadi interaksi yang melibatkan
pertukaran suatu kuantum energi eksitasi
getaran getaran kolektif struktur itu, maka kekekalan energi sebelum dan
sesudah hamburan terkait sebagai berikut:
E-E0
=±ћω
q, dengan E energi
partikel/foton sesudah hamburan,
E0 energi
partikel/foton sebelum hamburan,
+ћω
q, apabila partikel/foton
menyerap fonon,
-ћω
q, apabila
partikel/fonon memancar fonon,
Perubahan energi dalam proses
hamburan cukup menonjol apabila besar energi zarah/foton yang di hambur berada
di daerah energi fonon. Hal itu terjadi pada hamburan tidak-elastik neutron
termal (EK= 30 eMV) oleh struktur kristal yang bergetar secara kolektif.
Hubungan
dispersi fonon sering dijelaskan dengan hamburan tak elastik dari neutron
dengan emisi atau absorpsi proton. Lebar sudut dari berkas neutron yang
tersebar memberi informasi tentang waktu hidup fonon.
Sebuah
neutron berada pada kisi kristal akibat interaksi inti atom. Hamburan kinematik
neutron pada kisi kristal menggambarkan aturan seleksi vektor gelombang secara
umum.
K + G = K΄ ±
K
Dengan persyaratan konservasi energi. K merupakan vektor
gelombang dari foton yang dilepas (+) atau diserap (-) dalam suatu proses, dan
G adalah vektor kisi resiprokal. Untuk fonon, G sama seperti k, berada di zona
Brillouin pertama.
Dengan demikian diperoleh hukum kekekalan momentum linear
pada proses hamburan tak-esak yang menyangkut energi (dan momentum kristal)
satu fonon:
0 = ± hkl
Yang bersepadanan dengan hukum kekekalan energi pada proses:
E = E΄ ± ħɷ
q
Tanda + berlaku apabila proses dalam proses itu tercipta satu
fonon; sedangkan tanda – bilamana satu fonon sirna.
Hubungan antara ω dan ǭ diberi lengkung
dispersi ω=ω(ǭ) yang mencirikan perilaku kristal penghambur terhadap
gelombang.
D. Konduktivitas Termal Oleh
Fonon
Konduktivitas atau
keterhantaran termal, k, adalah suatu besaran intensif bahan yang menunjukkan
kemampuannya untuk menghantarkan panas.
Benda yang memiliki
konduktivitas termal (k) besar merupakan penghantar kalor yang baik (konduktor
termal yang baik). Sebaliknya, benda yang memiliki konduktivitas termal yang
kecil merupakan merupakan penghantar kalor yang buruk (konduktor termal yang
buruk).
Energi termal zat padat tersimpan dalam bentuk energi getar
atom-atom disekitar kedudukan setimbang dan energi kinetik elektron bebas.
Jika seandainya ada bahan isolator listrik padat dengan
atom-atom yang berkedudukan static, artinya tidak melakukan gas vibrasi, maka
bahan itu tidak akan dapat menyimpan energi termal. Sifatnya sebagai isolator
listrik juga tidak memungkinkan bahan itu menyimpan energi termal dalam bentuk
energi kinetik elektrn bebas.
Rapat arus energi termal Q yang mengalir dari ujung tabung
berisi gas ideal bersuhu T2 ke ujung lainnya yang bersuhu T1.(T2
> T1). Berbanding lurus dengan negatifnya gradient suhu . Pembanding K antara dua besaran itu dinamkan konduktivitas
termal gas, dan hubungan antara keduanya berbentuk:
Untuk sesuatu gas ideal, teori kinetik gas memberikan
ungkapan untuk konduktivitas termal sebagai berikut:
v vl
Dengan Cv panas jenis per volum, v kecepatan atom,
dan lintas bebas rata-rata
atom antara dua tumbukan.
Hasil diatas dapat diterapkan untuk mennnganalisis perambatan
energi termal oleh getaran kisi kristal dengan mengganti peran atom dalam gas
dengan peran fonon dalam kristal. Dalam hal itu K menjadi konduktivitas termal
zat padat, Cv panas jenis per volume kristal, v dan masing-masing
kecepatan rata-rata dan lintas bebas rata-rata fonon.
Diketahui bahwa v merupakan fungsi yang sangat lemah dari T.
sedang dari teori Debye tentang panas jenis zat padat telah diketahui Cv=Cv(T).
dengan demikian hanya kebergantungan yang masih perlu
dibahas untuk mendapat gambaran tentang K=K(T).
Teoritik gas menunjukkan bahwa lintas bebas rata-rata atom
dalam gas bergantung kuat dari suhu dan tekanan. Namun mekanisme yang
menghasilkan besaran pada gas fonon
berbeda.
Empat macam hamburan fonon terlibat dalam proses perpindahan
energi termal dalam zat padat:
a.
Hamburan antara sesama fonon.
b.
Hamburan fonon oleh cacat geometrik atau ketidakmurnian
kristal.
c.
Hamburan fonon oleh batas-batas fisik zat padat.
d.
Hamburan fonon oleh elektron bebas dalam kristal.
Faktor
Konduktivitas Termal
- Suhu
Konduksi termal akan
meningkat seiring dengan kenaikan suhu
- Kandungan uap air
Konduksi Termal akan
meningkat seiring meningkanta kandungan kelembaman.Bila nilai (k) besar maka
merupakan pengalir yg baik,tetapi bila nilai (k) kecil maka bukan pengalir yg
baik.
- Berat jenis
Nilai konduktifitas termal
akan berubah bila berat jenisnya berubah. Semakin tinggi berat jenis makan
semakin baik pengalir konduktifitas tersebut.
- Keadaan pori-pori bahan
Bila semakin besar rongga
maka akan semakin buruk konuktifitas termalnya.
Mekanisme
Konduktivitas Termal
Panas diangkut dalam bahan
padat oleh kedua gelombang getaran kisi (fonon) dan elektron bebas.
Konduktivitas termal berhubungan dengan masing-masing mekanisme ini dan
konduktivitas total jumlah kontribusi keduanya. Dimana k1 mewakili getaran kisi
dan konduktivitas termal elektron.energi termal yang terkait dengan fonon atau
gelombang kisi diangkut dalam arah gerak mereka. Hasil kontribusi k1 dari
gerakan bersih fonon dari tinggi ke suhu rendah dari tubuh dalam gradien suhu.
Elektron bebas dapat berpartisipasi dalam konduksi termal
elektronik, dengan elektron bebas di daerah spesimen panas smapai
mendapatkan keuntungan energi kinetik.kemudian bermigrasi ke daerah
dingin, di mana beberapa energi kinetika akan dipindahkan ke atom sendiri
(sebagai energi getaran) sebagai akibat tumbukan dengan fonon atau
ketidaksempurnaan lain dalam kristal. Kontribusi relatif ke, untuk meningkatkan
total konduktivitas termal dengan meningkatnya konsentrasi elektron bebas,
karena lebih banyak elektron yang tersedia untuk berpartisipasi dalam proses
transferrence panas.
E. Hamburan Antara Fonon dan
Fonon
Pada kasus anharmonik kecepatan gelombang harmonik bergantung
dari tetapan-tetapaan elastisitas kristal. Tetapan ini dapat dipengaruhi
umpamanya oleh gelombang elastik berfrekuensi ω1 dan vector propagasi ǭ1 yang mrambat dalam kristal.
Bila kemudian ada gelombang elastik lain berfrekuensi ω2 dan vector propagasi ǭ2 yang juga merambat dalam kristal itu maka
penghantar yang tetapan elastisitasnya telah dipengaruhi oleh gelombang pertama
akan memodifikasi fasa dari gelombang kedua. Gelombang termodifikasi fasa
dinyatakan sebagai:
2211
Dengan tetapan yang menyatakan derajat modulasi.
Kecepatan muka gelombang termodulasi diperoleh dengan
mendiferensialkan fasa suatu titik yang tetap pada permukaan gelombang:
2211
DAFTAR
PUSTAKA
Catatan kuliah F1-441 pendahuluan Fisika Zat Padat, jurusan
Fisika Institute Teknologi Bandung 1999
Makalah.xa.yimg.com.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar